Halo guys, lama tidak berjumpa hehehe.
Katanya mau balik, tapi lama ya baliknya hahaha.
Selama itu
juga lumayan banyak hal terjadi sih sebenarnya. Yaaa, akhirnya aku udah selesai
ujian skripsi :’). Alhamdulillah guys, perjuangan di jenjang ini bakal segera
selesai. Tapi ada rencana lain sih, semoga jadi ya hehehe.
Haeyyy, btw, aku membawa series baru yang aku tonton beberapa waktu lalu. Series jepang dengan konflik yang sebenarnya serius tapi dikemas dengan hangat dan ringan. Yups, Kotaro Lives Alone. Ah, kalau diinget-inget aku jarang nonton series jepang deh. Pertama kali nonton itu dorama Itazura na kiss 1 & 2 yang versi Yuki Furukawa & Miki Honoka. setelah itu enggak nonton sama sekali. Tapi, setelah langganan Netflix akhirnya ada beberapa series lain yang kutonton, ada Alice in the Borderland tapi mandek di episode tiga karena shock sendiri sama nasib sahabat-sahabat Arisu hahahaha. If you know, you know. Terus enggak lanjut sampai sekarang. sebelum Alice, aku sempet nonton Izakaya Bottakuri, itu seneng sih. Setnya di sebuah kedai gitu bernama Izakaya Bottakuri. Obrolan ringan sehari-hari tapi impactful. Makanan yang disajikan juga bikin ngiler dan dapat pengetahuan soal macam-macam sake di Jepang hahaha. Sempet juga nonton Midnight Dinner. Ini juga recommended, tapi ingat ya, series ini 18+.
Nah, setelah nonton semua series itu, aku belum nonton series jepang lagi nih. Nontonnya drama korea sama beberapa seri western. Tapi suatu hari ketika scroll-scroll twitter, aku menemukan ulasan seseorang yang membahas series Kotaro Lives Alone ini. Setelah membaca sedikit, akhirnya mulai mencoba buat nonton. Awalnya lega nih, karena durasinya Cuma 23-an menit. Tapi makin ditonton kok makin pengen durasinya lebih ya hahaha. Kira-kira kenapa tuh?
Oke. Jadi series ini menceritakan seorang anak berusia 5 tahunan bernama Kotaro yang pindah ke Apertemen Shimizu. Segera setelah dia pindah. Kan ada semacam tradisi buat berkenalan gitu ya sebagai penghuni baru. nah, Kotaro ini ngasih tisu ke tetangganya. Interaksi pertama Kotaro itu sama Karino, seorang mangaka gitu. Eh enggak ya, bukan dia dong yang interaksi sama Kotaro untuk pertama kali di apart itu. Tapi pemilik apartemennya, kakek dan nenek, yang ternyata diperankan orang yang sama. Ini kocak sih hahaha. Balik lagi ke Karino, dia heran, kok ada anak kecil tinggal sendiri. Emang boleh? Nah, ini juga yang jadi pertanyaanku pertama kali nonton, emang boleh ya anak kecil tinggal sendirian di apartemen? Setahuku kan baru remaja SMA biasanya mulai belajar hidup mandiri gitu. Tapi ternyata kemudian dijelaskan alasannya kenapa.
Ketika Karino tanya ke soal itu ke Kotaro, ternyata jawabannya kocak wkwkwk, intinya sih “boleh, asal aku bisa bayar” wkwkwk. Karino langsung semacam “anjir duit ternyata”. Nah, setelah pertemuan tersebut, mulailah satu per satu penghuni apartemen diperkenalkan dan menjadi protection squadnya Kotaro hahaha. Berawal dari Karino, abis nerima tisu, lihat berita kalau ada anak kecil diculik, saat itu juga Kotaro sempet tanya soal mandi dan Karino ngarahin Kotaro buat ke sauna aja. Di sana ada air hangat. Mengingat itu, Karino khawatir kalau Kotaro bakal diculik. Akhirnya dia ngikutin Kotaro. Setelah itu hubungan mereka berkembang. Penghuni apartemen pun jadi akrab satu sama lain.
Dari sini juga aku menyadari sih, kalau banyak sekali hal permasalahan anak kecil yang mungkin orang dewasa enggak menyadari. Bahkan dari mereka pun kita bisa belajar lho. Selain diperlihatkan kemandirian Kotaro, kita juga diasijkan, semandiri-mandirinya Kotaro, dia juga anak kecil usia 5 tahun yang butuh perhatian, teman, tempat, dan waktu buat bermain. Senangnya, penghuni apartemen menyadari hal itu. interaksi dari penghuni yang punya masalah masing-masing ini bikin kangen ngekos hahaha. Walupun sebenarnya enggak akrab-akrab banget sama anak kosan, tapi kebersamaan sama teman-teman kuliah yang sering mampir bahkan nginep di kosan itu yang ngangenin.
Oke, balik ke Kotaro, di sini juga dijelaskan kalau ternyata ada masalah di keluarga Kotaro. Awalnya kukira kedua orang tua Kotaro sudah tidak ada. Tapi ternyata ayahnya melakukan satu kejahatan dan mamanya sudah tidak ada. Karena ayahnya di penjara, Kotaro harus tinggal di rumah tinggal sementara. Tapi, akhirnya dia memilih untuk tinggal sendirian. Jangan khawatir, Kotaro juga diawasi oleh pengacara kepercayaan Ibunya untuk menyerahkan uang bulanan. Walaupun Kotaro sendiri enggak boleh tahu uang itu darimana. Dari situ juga ketemu deh sama orang baru, yaitu kakak-kakak yang ngasih uang itu tiap minggunya. Diperlihatkan juga nih kalau Kotaro tuh suka cerita layaknya anak kecil yang suka cerita keseharian mereka ke orang tua. Ceritanya sendiri ditulis di jurnal dan hasil tulisannya jadi hadiah buat kakak-kakak yang kasih uang ke Kotaro.
Penyelesaian konflik di setiap episode juga asik, sebagai dorama yang kuanggap healer, ini menyenangkan karena walaupun konfliknya serius tapi tetap dikemas dengan “ringan” dengan berbagai pertimbangan dan sudut pandang untuk setiap penyelesainnya.maksudnya setiap penyelesaian bisa didapatkan idenya dari berbagai orang. Terus ini juga ngingetin kita sih, kalau ada masalah, enggak ada salahnya buat ngobrol sama orang. Dengan begitu nanti bisa mendapatkan banyak insight baru yang bisa mempengaruhi kita menyelesaikan masalah ini. Jadi bisa share masalah dengan orang lain, yang dipercaya. Itu juga “nampar” aku sebenarnya. Karena aku sendiri kadang takut mengganggu orang lain ketika cerita. Ya memang perlu timing yang tepat buat cerita sih ya. nah, tapi Kotaro juga ada nih di fase ini, dia enggak cerita, tapi dengan act dia, penghuni apartemen tahu kalau ada yang enggak beres sama Kotaro. Misal tentang kenapa dia enggak mau difoto, enggak mau lagi bareng Karino ke pemandian air panas, enggak mau dilindungi karena dia kuat. Kotaro enggak cerita, tapi penghuni cari tahu dan dikasih tahu sama pihak tertentu. Dari situ mereka mencoba menyelesaikan dengan cara mereka. Para orang dewasa juga akhirnya pelan-pelan terbuka dengan masalah masing-masing dan menyelesaikannya. Itu. semua karena kehadiran Kotaro.
Warna sepanjang series selalu warm tone gitu, jadi emang kerasa banget warm, comfy, dan senengnya dorama ini. Hanya ada 10 episode dengan rata-rata 23 menit aja durasinya. Cocok lah buat menemani kalian yang sibuk tapi tetap butuh hiburan. Nonton ketika makan siang atau malam hari buat refresh dikit. Oh ya ada yang unik lho dengan cara bicara Kotaro. Dia terpengaruh cara bicara karakter kartun favorit dia yaitu Tanosama hahaha. Itu nambah kegemesan dia. Walaupun sebenarnya awalnya pas nonton aku agak kurang suka tapi malah suka karena Kotaronya gemes banget kalau udah bales pake “hm” wkwkwk. Btw. dorama ini ternyata adaptasi dari manga dengan judul yang sama. Kalau bahasa jepangnya sih Kotaro wa Hitorigurashi yang ditulis oleh Mami Tsumura.
Nah, untuk pemerannya sendiri ada Kawahara Eito yang berperan sebagai Sato Kotaro, Yokoyama Yu (Kariono Shin), Yamamoto Maika (Akimoto Mizuki), Namase Karsuhisa (Tamaru isamu), Momota Kanako (Kobayashi Ayano), Nishihata Daigo (Hanawa Keiskue, guru TK Kotaro), Issey Ogata (landlord), Mitsuishi Ken (Suzuno Makio, pengacara) dan lain-lain.
Dorama ini menjadi pembuka yang bagus buat aku kembali eksplor dorama jepang setelah trauma sama Alice in the Borderland (ini efeknya mayan Rek hahaha). Dorama ini mengantarkanku ke series jepang lainnya berjudul Can’t Write hehehe. Itu bahasnya entar aja ya.
Jadi begitulah Kotaro Lives Alone, bittersweet yet heartwarming hehehe. Banyak arti hidup yang bisa kita ambil dari Kotaro ini dan memahami bahwa kadang anak-anak bisa sekompleks itu lho. Kalau menurutku sih begitu ya. memahami anak-anak itu sulit ehehehe tapi dari sini juga bisa dong jadi gambaran gimana sih anak-anak yang, sayangnya, tidak cukup menadapatkan kasih sayang dari keluarganya. Apa aja yang ada di pikiran mereka. Melalui serial ini, mungkin bisa sedikit membantu memahami perasaan mereka.
Nah, terakhir, karena banyak hal hangat yang disajikan bikin enggak rela buat pisah sama mereka. Kayak, ayo lagi dong hahaha season 2 mungkin hahaha. Tapi kemarin penyelesaiannya sudah bagus. Hehehe. Ya begitulah.
Okay, segitu dulu ya teman-teman terima kasih yang sudah membaca catatanku ini. Semoga hari kalian menyenangkan.
0 comments:
Post a Comment